Sabtu, 15 November 2008

Kurikulum dan Materi Didikan Subuh

SHARE
Kurikulum Didikan Subuh
Sejatinya, bila kita bertolak dari sifat pelajaran Didikan Subuh, yaitu fungsioal dan praktis, maka setiap pelaksana Didikan Subuh di Masjid/Mushalla akan dapat meramu sendiri materi pelajaran yang dimaksud. Dengan fungsional kita dituntun untuk mencari materi pelajaran yang kira-kira berfungsi, berguna baik sebagai persiapan atau kewajiban bagi objek dalam ruang lingkup Tauhid, Ibadah, dan gerak amal. Rujukan utama materi yang dimaksud adalah al-Quran dan Hadis. Kemudian praktis adalah menyangkut cara, metode memberikan materi yang dimaksud sehingga si objek dapat menerima dengan baik.

Namun untuk keseragaman kita memang memerlukan suatu rencana pelajaran terurai (silabus) yang dapat dipakai oleh Didikan Subuh Masjid/Mushalla keseluruhan. Salah satu manfaat yang ingin kita petik adalah adanya standar umum pembinaan amaliah di antara objek, terutama anak-anak. Setelah itu bila ada lomba-lomba, seperti cerdas-cermat, ayat-ayat pendek, do’a-do’a, dan lain-lain kita para pengasuh sudah mengetahui, apa yang telah berikan kepada anak-anak.

Kurikulum Didikan Subuh ini bersifat integral, maksudnya bahan pelajaran berlaku untuk semua objek, yakni anak-anak, pemuda, orang dewasa dan pemimpin. Namun perlu diingatkan, bahwa anak-anak adalah fokus, yakni objek yang dihadapi secara langsung. Oleh karena objek lainnya juga hadir dalam PBM, maka secara tidak langsung objek-objek yang lain itu juga ikut mengetahuinya.

Materi-materi pelajaran yang ditampilkan dalam acara Didikan Subuh ada yang berbentuk teoritis dan praktis. Teoritis maksudnya, anak didik mencoba menampilkan hafalan-hafalan seperti bacaan ayat-ayat pendek, do'a-do'a sehari-hari dan lain-lain. Sementara dalam bentuk praktis seperti peragaan shalat yang benar, baik secara pribadi maupun berjama'ah, praktek shalat jenazah, drama dan lain-lain.

Dalam teknis pelaksanaan Didikan Subuh, tugas yang diberikan kepada murid disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan kemampuannya masing-masing. Misalnya untuk memperagakan praktek shalat yang benar dan praktek shalat jenazah, itu dilakukan oleh anak-anak dari kelas IV sampai dengan kelas VI SD. Sementara untuk bacaan do'a-do'a sehari-hari dan bacaan ayat-ayat pendek dapat ditampilkan dari anak-anak kelas I sampai dengan kelas III SD. Jadi, pembagian tugas seperti demikian telah diatur oleh guru pembimbing Didikan Subuh. 

Materi pelajaran ini digunakan untuk Didikan Subuh hari Ahad, yakni hari yang biasanya khusus untuk anak-anak. Karena biasanya hari Ahad adalah hari libur pendidikan formal. Namun bila pada hari Ahad tidak bisa dilaksanakan Didikan Subuh atau ada hari libur lain yang efektif, maka boleh saja memakai hari lain tetapi dengan syarat tetap pada Subuh Hari. Pada kesempatan ini kita hendaklah berusaha secara maksimal supaya orang tua/wali anak-anak tersebut ikut jamaah subuh dan mengikuti pelajaran yang diberikan. Disamping itu pemuda dan pemimpin, seperti pengurus Masjid/mushalla dan aparat setempat seperti pak RW dan RT dengan perangkatnya hendaknya juga menjadi anggota jamaah yang juga diharapkan kehadirannya dalam acara Ahad pagi ini.

Adapun susunan acara Didikan Subuh adalah:
a. Sebelum azan Subuh dikumandangkan hendaklah petugas masjid/mushalla mengingatkan bahwa hari itu adalah hari Didikan Subuh untuk anak-anak. Oleh sebab itu anak-anak hendaklah dibangunkan supaya dapat dibawa bersama-sama shalat berjama’ah.
b. Selesai zikir dan do’a, guru hendaklah mengumandangkan nyanyi shalawat Nabi, sementara anak-anak menyusu formasi duduknya di tengah ruang. Dalam pada itu jama’ah lainnya dapat pula mengatur duduknya.
c. Pelajaran Didikan Subuh untuk anak-anak ini terbagi dua, yakni acara utama dan acara tambahan:
1. Acara Utama. Bagian ini sebaiknya dipimpin langsung oleh guru. Yang termasuk acara utama adalah:
- Doa belajar.
- Pembacaan Wahyu Ilahi
- Adzan Subuh
- Janji Didikan Subuh
- Ulangan dan tambahan pelajaran oleh guru sekitar 10 menit
- Infaq serentak.
2. Acara tambahan. Sebaiknya dipimpin oleh kader. Materi acara tambahan terserah, misalnya: Hafalan ayat-ayat pendek, pidato, menyampaikan rukun Iman, Rukun Islam, nama-nama Malaikat, puisi, drama dan lain-lain. Acara hendaknya jangan melebihi jam tujuh, kecuali ada acara khusus, seperti kunjungan antar Didikan Subuh.
d. Sebaiknya setiap bulan Didikan Subuh Masjid / Mushalla mempunyai papan khusus yang disebut Papan Pembina. Pada papan ini ditulis pelajaran yang telah disampaikan pada Ahad pagi itu   Papan ini diletakkan di luar sehingga dapat dibaca oleh jamaah dan masyarakat secara umum.
e. Usahakan pula di masjid / mushalla ada perpustakaan, walaupun mula-mula hanya sederhana saja. Pustaka ini antara lain untuk mendidik anak-anak gemar membaca, terutama yang berhubungan dengan literatur Islam.
f. Lomba-lomba diadakan sesuai dengan level organisasi yang sudah ada. Oleh sebab itu pelaksanaannya diatur oleh organisasi, misalnya Lembaga Didikan Subuh kenagarian / kelurahan.
g. Hadiah-hadiah tak perlu besar, tapi bermanfaat. Hadiah berupa tropi sebaiknya ditiadakan, sebab dalam kurun waktu jangka panjang tropi itu terbuang begitu saja.  

Materi Didikan Subuh
Sebagaimana disebutkan diatas bahwa Pelajaran Didikan Subuh untuk anak-anak ini terbagi dua, yakni acara utama dan acara tambahan, pada Acara Utama ada ulangan dan tambahan pelajaran oleh guru. Tema pelajaran berbeda-beda setiap hari Ahadnya. Inilah contoh tema selama 52 minggu atau selama 1 tahun:
Ahad 1 Hargai Waktu
Ahad 2 Takmirul Masjid
Ahad 3 Jangan mengolok-olok orang
Ahad 4 Membuang duri di jalan
Ahad 5 Awas, Malaikat mencatat
Ahad 6 Do’a masuk masjid
Ahad 7 Manusia adalah umat yang satu
Ahad 8 Hari tasyrik
Ahad 9 Allah itu dekat
Ahad 10 Do’a keluar masjid
Ahad 11 Berbuat baik
Ahad 12 Walaupun hanya dimakan burung
Ahad 13 Musabaqah Azan. Pada kesempatan ini guru tidak memberi materi, karena murid-murid mengikuti perlombaan Adzan.  
Ahad 14 Fungsi al-Qur’an
Ahad 15 Shalat dulu baru duduk
Ahad 16 Jangan Bakhil
Ahad 17 Pangkal kemiskinan
Ahad 18 Rahmatal Lil alamien
Ahad 19 Pentingnya menyebut shalawat Nabi
Ahad 20 Jadilah pemurah
Ahad 21 Fastabiqul Khairat
Ahad 22 Percaya pada hari yang akhir
Ahad 23 Zikir ba’da shalat
Ahad 24 Tepati janji
Ahad 25 Ayo berolah raga
Ahad 26 Musabaqah Shalatul Jama’ah. Pada kesempatan ini guru tidak menyampaikan materi karena murid-murid mengikuti perlombaan Shalat berjama’ah.
Ahad 27 Allah berbuat sekehendaknya.
Ahad 28 Cintailah shalatul Jama’a
Ahad 29 Manfaat shalat
Ahad 30 Mari membaca
Ahad 31 Supaya Allah mengingat kita
Ahad 32 Do’a naik kendaraan
Ahad 33 Ikhlas dalam bersedekah
Ahad 34 bertolong-tolongan dalam kabaikan
Ahad 35 Menerima Raport.
Ahad 36 Keutamaan membangun masjid
Ahad 37 Berita gembira untuk orang yang sabar
Ahad 38 Persiapan Musabaqah Pidato
Ahad 39 Musabaqah Pidato Isra’-Mi’raj.  
Ahad 40 Kekuasaan Allah 
Ahad 41 Kunci Surga
Ahad 42 Berbuat baik kepada orang tua
Ahad 43 Menyambut Ramadhan
Ahad 44 Marhaban ya Ramadhan
Ahad 45 Do’a berbuka
Ahad 46 Awas, jaga puasamu
Ahad 47 Menyantuni fakir miskin dan anak yatim
Ahad 48 Malam takbiran
Ahad 49 Do’a tidur
Ahad 50 Hormati yang tua sayangi yang kecil
Ahad 51 Persiapan MTQ
Ahad 52 Musabaqah MTQ 

Mengenai Musabaqah, untuk kegairahan hendaknya disediakan juga hadiah ala kadarnya. Yang penting hadiah, soal besar atau kecil tidak prinsip. Jangan terlalu mewah seperti tropi, piring grafir, dan lain-lain, namun lihat  nilai gunanya yang praktis. Bila jenjang organisasi Didikan Subuh mulai dari TK 1, TK 2, kecamatan, kenagarian dan terakhir ujung tombaknya masjid / mushall telah berfungsi, musabaqah itu akan mengikuti jalur itu pula. Yaitu dimulai dari tingkat Masjid/mushalla, kemudian tingkat nagari, kemudian tingkat kecamatan dan seterusnya tingkat kabupaten dan terakhir di tingkat propinsi yang jatuhnya pada saat HUT Didikan Subuh, yakni setiap tanggal 12 Rabi’ul Awal.  


Dalam pelaksanaan kegiatan pokok di atas, merupakan sesuatu yang harus dan tidak bisa ditinggalkan. Penyampaian materi oleh guru setiap pertemuan berbeda-beda sesuai dengan kurikulum. Sementara dalam acara tambahan, seorang guru pelaksana Didikan Subuh dapat memilih acara mana yang akan ditampilkan pada setiap pertemuan. Sebab, secara keseluruhan tidak akan memungkinkan dapat ditampilkan dalam satu pertemuan, hal ini mengingat waktu pelaksanaan Didikan Subuh diharapkan anak-anak sudah dapat pulang ke rumah paling lambat jam 07.00 WIB.

Secara praktis, inilah contoh susunan acara Dididikan Subuh:
No.
WAKTU
ACARA
PELAKSANA
A
Pra Acara
1
04: 30 Wib.
Memberi pengumuman melalui alat pengeras suara bahwa Subuh ini akan digelar acara Didikan Subuh, supaya murid-murid cepat bangun dan segera datang ke masjid dan mushalla
Guru
2
04. 50 Wib.
Shalat Subuh berjama’ah
Guru bersaa murid dan jama’ah masjid/mushalla
3
05:05 Wib.
Zikir dan doa, serta salam yang diiringi oleh bacaan shalawat Nabi.
Murid-murid bersama guru dan jama’ah shalat subuh
B
Acara Pokok
1
05:30 Wib.
Do'a belajar
Protokol

05: 35 Wib.
Pembacaan Kalam Ilahi dan Sari Tilawah
2 orang murid

05:45 Wib.
Azan Subuh dan Iqamah
2 orang murid

05: 55 Wib.
Pembacaan janji dan
Mars Didikan subuh
2 orang murid

06: 05 Wib.
Pemberian materi pelajaran
Guru

06:10 Wib.
Pengumpulan Infaq
Seluruh murid
C
Acara Tambahan
1
06:15 Wib.
Praktek shalat Fardhu
Salah seorang murid
2
06:25 Wib.
Praktek Shalat berjama'ah
Sekelompok murid
3
06:35 Wib.
Praktek Shalat Jenazah
Sekelompok murid
4
06:45 Wib.
Bacaan do'a – do'a
Salah seorang murid
5
06:50 Wib.
Bacaan hapalan Ayat-ayat pendek
Salah seorang murid
6
06:55 Wib.
Do’a Penutup
Salah seorang murid
7
07:00 WIb
Salam-salaman yang diiringi Shalawat
Semua murid dengan guru

Untuk selanjutnya silahkan pelajari "Metode Pengajaran Didikan Subuh" atau klik disini
----------------------------------------------
Updated: 26 Mei 2015 - 23:53 Wib.

SHARE

Author: verified_user

Penulis lepas, guru ngaji, da'i dan aktifis sosial

4 komentar:

  1. Ass, salam kenal ustad, mana materinya Ustad??

    BalasHapus
  2. ho oh... mana materinya? koq zonk doank c???

    BalasHapus
  3. walaikum salam. salam kenal juga pak zainal masri..
    materinya lagi di susun buk.. heh ehehe h

    BalasHapus